50 Alat Laboratorium dan Fungsinya
Alat Laboratorium – Laboratorium adalah pusat yang digunakan untuk melakukan riset ilmiah, eksperimen, dan pengukuran. Laboratorium ini biasanya dibedakan berdasarkan disiplin ilmunya, misalnya seperti laboratorium kimia, fisika, farmasi, biologi dan mikrobiologi.
Terdapat banyak sekali alat alat laboratorium yang digunakan untuk melakukan pengujian. Setidaknya, lebih dari 50 alat alat laboratorium bisa kita temukan, baik itu alat-alat gelas laboratorium, alat-alat non gelas dan alat instrumentasi laboratorium.
Demi menunjang kegiatan di laboratorium tentu Kita harus tahu mengenai alat alat yang ada di laboratorium. Nah, pada tulisan ini Kami sudah merangkum mengenai alat laboratorium dan fungsinya lengkap dengan gambar. Yuk Kita simak bersama!
Daftar Isi
- 50 Alat Alat laboratorium Beserta Fungsi dan Gambarnya
- 1. Gelas Beker (Beaker Glass)
- 2. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
- 3. Labu Ukur (Volumetric Flask)
- 4. Gelas Piala (Measuring Cylinders)
- 5. Tabung Reaksi (Test Tube)
- 6. Buret (Burets)
- 7. Corong (Funnels)
- 8. Pipet Ukur (Graduated Pipettes)
- 9. Pipet Volume (Volumetric Pipettes)
- 10. Desikator (Desiccators)
- 11. Pengaduk Kaca (Stirring Rod)
- 12. Gelas Arloji (Watch Glasses)
- 13. Corong Pemisah (Separatory Funnels)
- 14. Corong Buchner (Buchner Funnels)
- 15. Krusibel (Crucible)
- 16. Kondensor Laboratoium (Condensers)
- 17. Cawan Porselin (Dishes Porcelain)
- 18. Botol Penetes (Dropping Bottles)
- 19. Pipet Tetes (Dropping Pipettes)
- 20. Cawan Petri (Petri dish)
- 21. Botol Timbang (Weighing Bottle)
- 22. Labu iodium (Iodium Determination Flask)
- 23. Labu Kjeldahl (Kjeldahl Flasks)
- 24. Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)
- 25. Rak Tabung Reaksi (Test Tube Rack)
- 26. Penjepit Tabung (Test Tube Clamp)
- 27. Penghisap Pipet (Pipet Filler)
- 28. Klem dan Statif (Clamps and Statives)
- 29. Oven Laboratorium (Laboratory Oven)
- 30. pH Meter (pH Meter)
- 31. Termometer lab (Thermometer)
- 32. Spatula Laboratorium (Lab Spatulas)
- 33. Plat Tetes (Spot Plate)
- 34. Mortar dan Alu (Mortar and Pestle)
- 35. Kaki Tiga (Tripod)
- 36. Kawat Kasa (Wire Gauze)
- 37. Labu Destilasi (Distillation Flask)
- 38. Botol Semprot (Squeeze Bottle)
- 39. Kawat Nikrom (Nichrome Wire)
- 40. Magnetik Stirer (Magnetic Stirer)
- 41. Hot Plate (Hot Plate)
- 42. Neraca Analitik (Analytical Balance)
- 43. Sentrifuse (Centrifuge)
- 44. Mikroskop (Microscope)
- 45. Kaca Pembesar (Lup)
- 46. Mikro Pipet (Micro Pipette)
- 47. Piknometer (Laboratory Pycnometer)
- 48. Lemari Asam (Fume Hood Laboratory)
- 49. Indikator Universal (pH Paper Indicator)
- 50. Shaker Laboratorium (Shaker Laboratory)
- 50+ Alat Laboratorium dan Fungsinya PDF
50 Alat Alat laboratorium Beserta Fungsi dan Gambarnya
Nah, agar kegiatan pengujian di laboratorium bisa berjalan dengan lancar dan terkendali, maka dibutuhkan pemahaman mengenai alat laboratorium yang akan digunakan. Agar kita tidak salah ketika menggunakan peralatan laboratorium sebaiknya kita sudah mencari tahu prosedur penggunaannya.
Berikut ini adalah alat-alat laboratorium dan kegunaannya yang sering kita temui, baik itu laboratorium sekolah atau lembaga-lembaga penelitian.
1. Gelas Beker (Beaker Glass)
Gelas beaker atau (Beaker glass) merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk menampung reagen. Alat gelas ini juga bisa digunakan untuk mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan saat pengujian senyawa.
Gelas beaker adalah peralatan yang sangat umum ditemukan ketika kita sedang berada di laboratorium. Bentuk gelas beaker biasanya berbentuk silinder dengan permukaan yang datar disertai paruh atau corot. Corot ini berguna agar cairan tidak tumpah saat di tuangkan ke media lain.
Terdapat beberapa ukuran atau volume dari gelas beaker ini, mulai dari 20 mL hinga 3000 mL. Bahan yang digunakan juga ada 2 macam, yaitu borosilikat dan plastik.
2. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
Sama seperti gelas beaker, erlenmeyer merupakan salah satu alat yang sering kita temukan di laboratorium. Nama erlenmeyer diambil dari penemunya yang bernama Emil Erlenmeyer, Seorang Kimiawan asal Jerman pada tahun 1860.
Gelas erlenmeyer di laboratorium digunakan untuk mencampur, mengukur dan menyimpan cairan senyawa selama pengujian. Dalam pengujian kimia biasanya erlenmeyer digunakan untuk proses titrasi. Sedangkan pada pengujian mikrobiologi erlenyer digunakan untuk kultivasi mikroba.
Erlenmeyer berbentuk kerucut dengan leher silinder dan alas yang datar. Ukuran erlenmeyer bervariasi antara 50 mL hingga 500 mL.
3. Labu Ukur (Volumetric Flask)
Labu ukur atau labu volumetrik (Volumetric Flask) adalah alat kimia yang digunakan untuk mengencerkan suatu larutan dengan volume tertentu. Alat yang terbuat dari kaca ini biasa digunakan untuk membuat atau mengencerkan larutan dengan konsentrasi yang tinggi.
Pemakaian labu ukur yaitu larutan di encerkan hingga tepat batas garis meniskus, yaitu suatu garis tanda tera yang terdapat pada leher labu ukur. Fungsi garis miniskus adalah untuk mengetahui bahwa volume larutan sudah sama dengan labu ukur yang kita gunakan.
Terdapat beberapa labu ukur yang ada di laboratorium, mulai dari 1 mL hingga 2000 mL. Umumnya labu ukur memiliki warna yang transparan cerah, namun ada juga labu ukur yang berwarna gelap seperti transparan hitam. Labu ukur yang gelap ini biasanya digunakan untuk saat larutan mudah terurai ketika terkena cahaya seperti polietilen.
4. Gelas Piala (Measuring Cylinders)
Gelas ukur adalah alat laboratorium yang umum sekali digunakan untuk menakar atau mengukur zat cair. Namun berbeda dengan peralatan volumetrik lainnya, gelas ukur laboratorium memiliki kekurangan dalam akurasi volumenya. Sehingga gelas ukur hanya digunakan untuk pelarutan senyawa yang tidak berpengaruh pada perbedaan selisih komponen yang terlalu besar.
Terdapat beberapa ukuran gelas ukur yang bisa kita temukan di laboratorium, mulai dari 10 mL hingga 2000 mL. Bahan yang digunakan juga ada 2 jenis, yaitu gelas ukur kaca yang tahan terhadap panas dan gelas ukur plastik.
5. Tabung Reaksi (Test Tube)
Tabung reaksi adalah peralaran gelas laboratorium berbentuk U yang terbuat dari kaca ataupun plastik. Ukuran tabung reaksi biasanya hanya sebesar jari tangan manusia dewasa. Umumnya diameter tabung reaksi berkisar antara 10 mm hingga 20 mm dengan panjang 50 mm hingga 200 mm.
Tabung reaksi kimia berfungsi untuk mencampur, menampung dan memanaskan senyawa kimia cair atau padat, terutama untuk pengujian yang bersifat kulitatif.
Selain tabung reaksi, terdapat juga tabung pembiak yang bentuk dan ukurannya hampir sama. Hanya saja tabung pembiak digunakan di laboratorium biologi dan laboratorium mikrobiologi.
6. Buret (Burets)
Buret adalah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki nilai ukur tertentu dengan bagian bawah yang memiliki sumbat keran. Kegunaan buret dalam pengujian adalah sebagai wadah penampung reagen yang akan digunakan pada saat titrasi.
Ketelitian buret dalam pengujian sangatlah akurat, karena alat ini dirancang untuk tingkat presisi yang tinggi. Alat buret kelas A memiliki tingkat ketelitian hingga ± 0,05 cm3. Sehingga buret sangat cocok untuk pengujian yang bersifat kuantitatif.
Saat ini, alat titrasi sudah ada yang berbasis teknologi modern untuk menggantikan peran buret di laboratorium. Meski begitu, peranan buret masih belum tergantikan sebagai alat laboratorium konvensional yang murah dan efisien.
7. Corong (Funnels)
Corong laboratorium mempunyai fungsi dan bentuk yang sama seperti corong pada umumnya. Namun terbuat dari kaca agar tahan terhadap panas yang ditimbulkan oleh bahan kimia.
Fungsi corong gelas adalah untuk membantu memasukan zat cair atau senyawa kimia dari satu tempat ke tempat lainnya. Hal ini agar cairan/senyawa tidak tertumpah ketika dipindahkan.
Keberadaan corong di laboratorium sangatlah penting guna mempermudah analisa. Tidak disarankan memindahkan senyawa kimia tanpa menggunakan corong, apalagi saat memindahkannya ke buret.
8. Pipet Ukur (Graduated Pipettes)
Pipet ukur merupakan salah satu alat yang digunakan di laboratorium. Pipet ukur terbuat dari kaca borosilikat dan masuk dalam peralatan gelas laboratorium.
Kegunaan pipet ukur adalah untuk mengambil larutan kimia yang memiliki konsentrasi tinggi, agar keselamatan kerja lebih aman. Ketelitian pipet ukur sangatlah akurat jika dibandingkan dengan gelas ukur. Oleh karena itu alat ini sering digunakan analisa setiap harinya.
Perlu kita ketahui jika ukuran pipet ukur sangatlah bervariasi, mulai dari ukuran 1 mL hingga 100 mL. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan laboran ketika mengambil suatu larutan kimia dengan volume tertentu.
9. Pipet Volume (Volumetric Pipettes)
Pipet volume atau disebut juga pipet gondok merupakan alat laboratorium yang fungsinya hampir sama seperti pipet ukur, hanya saja ada sedikit perbedaan pada volume ukurnya.
Kegunaan pipet volume hanya untuk mengambil larutan dengan volume sesuai dengan kapasitasnya. Hal ini tentu berbeda dengan pipet ukur yang bisa digunakan untuk mengambil larutan dengan volume dibawah kapasitasnya.
Pipet volume memiliki tingkat keakuratan yang lebih baik jika dibandingkan dengan pipet ukur, karena volume yang di ambil sesuai dengan kapasitas labu volume-nya. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk mengambil zat cair menggunakan labu volume.
Ukuran pipet volume juga sangat bervariasi dari 1 mL hingga 100 mL. Bahkan kita bisa menemukan volume yang lebih kecil atau lebih besar ketika di laboratorium. Sama seperti alat kaca laboratorium lainnya, pipet volume terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas.
10. Desikator (Desiccators)
Desikator laboratorium adalah alat yang digunakan untuk menghilangkan kadar air dari suatu bahan atau sampel. Biasanya bentuk desikator menyerupai toples kaca yang ada di rumah kita.
Desikator mampu menghilangkan kadar air karena di dalam alat ini terdapat silika gel yang mampu mengikat senyawa H2O.
11. Pengaduk Kaca (Stirring Rod)
Pengaduk kaca atau batang pengaduk kaca merupakan perlatan laboratorium yang digunakan untuk mencampur zat atau bahan kimia guna mendukung keperluan laboratorium.
Bentuk pengaduk kaca biasanya menyerupai sedotan dengan benjolan di salah satu sisinya. Alat ini biasanya terbuat dari borosilikat yang tahan terhadap panas. Umumnya pengaduk kaca digunakan untuk mencampur larutan, seperti kebutuhan dekantasi, kristalisasi dan ekstraksi.
12. Gelas Arloji (Watch Glasses)
Gelas arloji atau disebut juga kaca arloji merupakan suatu media atau peralatan gelas yang sering digunakan dalam pengujian gravimetri. Fungsi gelas arloji sendiri adalah sebagai tempat penimbangan bahan kimia seperti serbuk atau padatan.
Alat ini terbuat dari gelas yang berbentuk bulat dengan lengkungan dibawahnya. Terdapat beberapa ukuran kaca arloji yang ada di laboratorium, tergantung dari kebutuhan penimbangan.
13. Corong Pemisah (Separatory Funnels)
Corong pemisah atau corong pisah adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengekstraksi zat cair yang memiliki perbedaan fasa berdasarkan densitas zat yang tercampur.
Corong pisah memiliki bentuk kerucut dengan bagian atas setengah bola dan bawah yang meruncing. Alat ini memiliki keran dibawahnya yang berfungsi untuk mengalirkan senyawa hasil ekstraksi.
Corong pemisah terbuat dari kaca borosilikat dan teflon dengan ukuran yang bervariasi antara 50 mL hingga 3 L. Bahkan dalam skala industri, corong pemisah dapat berukuran sangat besar.
14. Corong Buchner (Buchner Funnels)
Corong buchner adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk penyaringan cairan dengan bantuan vakum. Biasanya corong buchner terbuat dari porselen, namun terkadang ada yang terbuat dari plastik dan kaca.
Penggunaan corong buchner dilakukan dengan meletakan alat ini ke penyedot atau vakum. Untuk menyaring biasanya digunakan kertas saring berpori yang diletakan di atas corong. Sampel cairan kemudian akan ditarik kedalam wadah menggunakan hisapan vakum.
15. Krusibel (Crucible)
Krusibel merupakan alat laboratorium yang digunakan sebagai tempat sampel yang tahan terhadap panas. Alat ini mampu menahan suhu hingga 3000°C.
Krusibel terbuat dari porselen yang bersifat inert. Artinya alat ini tidak bereaksi terhadap reaksi kimia, terutama suhu yang panas.
16. Kondensor Laboratoium (Condensers)
Kondensor merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk mengembunkan atau mendinginkan cairan. Alat ini biasanya digunakan saat proses refluk (pendinginan terbalik) dalam destilasi.
Prinsip kerja kondensor yaitu mengubah uap yang ada di dalam kondensor menjadi cairan kembali. Artinya uap tidak dilepaskan ke luar udara, melainkan tertahan, menjadi embun dan jatuh lagi ke bawah. Sehingga volume di dalam kondensor akan tetap konstan.
Kondensor mempunyai bentuk memanjang yang berbeda-beda sesuai kegunaannya masing-masing. Biasanya kondensor terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap suhu panas.
17. Cawan Porselin (Dishes Porcelain)
Cawan porselen atau cawan penguap merupakan alat laboratorium yang digunakan sebagai tempat penguapan sampel kadar air. Kegunaan cawan porselin biasanya dalam proses pemisahan atau kristalisasi.
Implementasi penggunaan cawan porselen biasanya dilakukan di dalam oven bersuhu 80°C hingga 105°C, tergantung dari prosedurnya.
Sama seperti kebanyakan alat laboratorium lainnya, ukuran cawan porselin juga bervariasi. Mulai dari yang kecil 10 mL hingga yang besar 1000 mL.
18. Botol Penetes (Dropping Bottles)
Botol penetes adalah alat yang digunakan untuk menyimpan dan menetaskan cairan kimia. Biasanya botol ini digunakan untuk menyimpan cairan indikator atau cairan buffer.
Botol tetes terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap reaksi panas. Ada 2 warna yang biasa digunakan dalam pembuatan botol ini, yaitu warna bening dan gelap.
Kapasitas yang digunakan biasanya 30 ml hingga 250 mL. Botol ini juga dilengkapi penutup sekaligus pipet yang berfungsi untuk meneteskan cairan.
19. Pipet Tetes (Dropping Pipettes)
Pipet tetes adalah alat yang paling sering kita lihat dalam pengujian di laboratorium. Pipet tetes berfungsi untuk memindahkan atau menambahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya.
Alat ini berbentuk seperti sedotan yang memiliki pompa di ujung atasnya. Ukuran pipet tetes biasanya sangat kecil, bervolume 1 mL dan terbuat dari kaca pyrex.
20. Cawan Petri (Petri dish)
Cawan petri atau cawan petridish merupakan alat laboratorium yang digunakan sebagai wadah untuk pengembang biakan sel. Alat ini masuk kedalam daftar peralatan laboratorium biologi dan alat laboratorium mikrobiologi.
Cawan petri biasanya terbuat dari kaca dan plastik transparan. Namun cawan petri kaca lebih sering ditemukan di laboratorium. Ukuran cawan petri juga bervariasi, mulai dari 5 cm hingga 20 cm tergantung dari berapa media yang diisi.
21. Botol Timbang (Weighing Bottle)
Botol timbang adalah alat laboratorium yang digunakan sebagai wadah penyimpanan bahan yang akan di timbang, terutama untuk bahan zat cair. Selain itu fungsi botol timbang juga dapat digunakan untuk menentukan kadar air suatu bahan.
Di dalam laboratorium botol timbang memiliki bentuk bervariasi. Biasanya kapasitas botol timbang berkisar antara 15 mL hingga 80 mL.
22. Labu iodium (Iodium Determination Flask)
Labu iodium merupakan salah satu alat laboratorium yang digunakan untuk mereaksikan berbagai jenis zat yang menghasilkan iodium. Kapasitas dari alat tersebut yaitu sekitar 100-500 ml.
Dibagian atas labu iodium terdapat suatu piringan yang terbuat dari kaca dan memiliki fungsi untuk menempatkan larutan untuk mengikat uap iodium dari hasil reaksi. Selain itu, alat tersebut juga dilengkapi tutup asah yang berguna untuk menahan uap iodium.
23. Labu Kjeldahl (Kjeldahl Flasks)
Labu Kjeldahl merupakan alat laboratorium yang memiliki fungsi antara lain untuk digesti protein atau destruksi, dan bisa digunakan juga sebagai labu destilasi.
Labu Kjeldahl terbuat dari kacas boroksilikat dimana kapasitasnya berkisar antara 50 hingga 1000ml.
24. Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)
Pembakar bunsen adalah alat yang digunakan untuk proses pemanasan, pembakaran, serta untuk sterilisasi alat laboratorium.
Gas yang biasa digunakan adalah metana, propana, maupun butana. Pada uji kualitatif, pembakar bunsen digunaakan sebagai alat untuk memanaskan tabung reaksi.
Sampel yang diuji dengan tabung reaksi akan dibakar menggunakan api yang menyala secara konstan dalam waktu tertentu.
25. Rak Tabung Reaksi (Test Tube Rack)
Rak tabung merupakan salah satu alat yang memiliki kegunaan sebagai tempat untuk meletakkan tabung reaksi.
Biasanya, rak tabung terbuat dari kayu berbentuk rak kecil serta ada beberapa lubang dibagian atasnya. Namun, saat ini tak jarang ada juga rak tabung yang terbuat dari bahan stainless steel.
Ukuran dari rak tabung sendiri beragam, umumnya memiliki panjang 35 cm dan lebarnya 7 cm dengan dilengkapi lubang sebanyak 24. Lubang itulah yang digunakan untuk meletakkan tabung reaksi sehingga bisa berdiri dan lebih rapih.
26. Penjepit Tabung (Test Tube Clamp)
Penjepit tabung adalah alat laboratorium yang digunakan sebagai penjepit tabung reaksi, kertas saring, dan berbagai benda laboratorium lainnya saat proses pemanasan.
Penjepit ini memudahkan Kamu dalam proses pengambilan sampel yang panas atau berbahaya karena tangan tidak perlu menyentuhnya secara langsung.
27. Penghisap Pipet (Pipet Filler)
Penghisap pipet atau biasa disebut pipet filler adalah alat laboratorium yang memiliki fungsi untuk menghisap atau menyedot larutan. Alat tersebut dipasang pada ujung pipet volume maupun pipet ukur.
Karet yang digunakan pipet filler adalah bahan yang memiliki ketahanan terhadap berbagai macam bahan kimia. Ada 3 bagian pada penghisap pipet. Tiga bagian tersebut yaitu katup aspirate, katup suction, dan juga katup exhaust.
Masing-masing katup tersebut diberi tanda simbol, simbol A merupakan katup aspirate yang mempunyai fungsi mengeluarkan udara di dalam filler.
Simbol S adalah katup suction, fungsinya menyedot larutan, sedangkan simbol E merupakan katup exhaust yang memiliki fungsi mengeluarkan cairan yang terdapat didalam pipet.
28. Klem dan Statif (Clamps and Statives)
Statif dan klem merupakan alat laboratorium yang penggunaannya tidak bisa dipisahkan begitu saja. Alat ini sering digunakan saat sedang melakukan titrasi dan pemisahan atau ekstraksi.
Secara umum statif digunakan untuk alat penyangga dan klem digunakan untuk menjepit.
29. Oven Laboratorium (Laboratory Oven)
Oven laboratorium adalah alat yang digunakan untuk mengeringkan berbagai alat sebelum dipergunakan serta untuk mengeringkan bahan-bahan yang masih basah.
Namun, yang perlu diingat, tidak semua jenis alat bisa dikeringkan dalam oven. Hanya peralatan gelas laboratorium yang mempunyai spesifikasi dengan tingkat ketelitian rendah saja.
Jika gelas yang memiliki tingkat ketelitian tinggi dikeringkan/dipanaskan menggunakan oven, bisa berakibat memuai dan ketelitiannya tidak akurat lagi.
30. pH Meter (pH Meter)
pH meter adalah alat yang memiliki fungsi sebagai alat ukur tingkat keasaman suatu zat. Alat ini sering kita temukan di semua laboratorium, bahkan di laboratorium kesehatan sekalipun.
Salah satu pengaplikasian pH meter di dalam laboratorium ialah untuk mengukur keasaman air dan tanah.
31. Termometer lab (Thermometer)
Sama seperti pH meter, termometer juga salah satu alat yang selalu bisa ditemukan di semua laboratorium. Termometer sendiri adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu.
Banyak sekali tipe dan jenis termometer yang ada di laboratorium. Hal ini karena pengukuran suhu dalam penelitian ilmiah tidak selalu sama metodenya.
Namun secara umum, beberapa jenis termometer sering sekali bisa kita temukan di laboratorium seperti termometer air raksa, termometer digital dan termometer dinding.
32. Spatula Laboratorium (Lab Spatulas)
Ada berbagai jenis spatula, namun spatula laboratorium tentunya berbeda dengan spatula lainnya. Spatula merupakan alat yang memiliki kegunaan untuk mengambil berbagai bahan kimia.
Spatula yang ada dilaboratorium kimia pada umumnya mempunyai bentuk pipih, kecil, dan juga bertangkai. Selain itu, ada berbagai jenis bahan spatula, yaitu alumunium, stainless steel, atau bahkan berbahan kayu.
Ketiga jenis spatula tersebut juga memiliki fungsi yang berbeda-beda. Biasanya, jenis bahan yang digunakan di laboratorium saat penelitian bergantung pada jenis benda atau bahan yang akan diambil menggunakan spatula.
33. Plat Tetes (Spot Plate)
Plat tetes adalah perlatan laboratorium berbahan keramik ataupun porselen. Bentuknya menyerupai lempengan atau cekungan seperti mangkok, namun dengan ukuran yang kecil.
Plat tetes berfungsi untuk mereaksikan suatu zat dengan jumlah yang kecil. Biasanya di dalam pengujian kimia alat ini digunakan sebagai tempat mereaksikan sampel dengan indikator zat warna.
34. Mortar dan Alu (Mortar and Pestle)
Mortar dan alue adalah alat laboratorium yang digunakan untuk menghancurkan atau menghaluskan suatu sampel yang bersifat padat.
Bahan Mortar dan Alue terbuat dari porselen yang padat dan keras. Mortar sendiri merupakan bagian wadah sampel, sedangkan alue merupakan batang tumpul yang digunakan untuk menggerus sampel.
35. Kaki Tiga (Tripod)
Kaki tiga adalah suatu alat yang memiliki fungsi untuk menyangga pembakar spiritus.
Alat penyangga pembakar spiritus tersebut biasanya memiliki diameter ring 80 mm dan dilengkapi 3 kaki yang panjangnya 8 cm, serta diameter luar berukuran 8 mm.
36. Kawat Kasa (Wire Gauze)
Kawat kasa adalah alat yang digunakan untuk menahan gelas beaker dan labu ukur saat sedang melakukan pemanasan. Alat ini biasanya digunakan dengan pemanas spiritus dalam pengujiannya.
Kawat kasa biasanya ditopang dengan menggunakan kaki tiga yang terbuat dari plate besi agar kuat dalam menahan beban sampel pengujian.
37. Labu Destilasi (Distillation Flask)
Labu destilasi adalah alat laboratorium yang memiliki kegunaan sebagai alat penyulingan atau destilasi suatu bahan kimia.
Prinsip kerja dari alat tersebut yaitu memisahkan dua zat yang memiliki perbedaan titik didih. Dengan melakukan pengujian menggunakan labu destilasi, Kita bisa menentukan metode yang akan digunakan dalam penelitian.
38. Botol Semprot (Squeeze Bottle)
Walaupun hanya sebuah botol, botol semprot memiliki peran yang cukup penting di dalam laboratorium. Tanpa adanya botol semprot kita akan kesulitan dalam pengenceran suatu larutan.
Botol semprot biasanya berisi akuades yang digunakan untuk pengenceran ataupun pembersihan. Ukuran botol semprot juga bervariasi, mulai dari 100 mL hingga 500 mL.
39. Kawat Nikrom (Nichrome Wire)
Kawat nikrom adalah alat laboratorium yang digunakan untuk pengujian nyala api pada bahan kimia tertentu. Kawat nikrom sendiri terbuat dari nikel dan krom, sehingga dinamakan nikrom.
Biasanya alat ini dipanaskan menggunakan bunsen dengan mengamati warna api yang dihasilkan. Pengujian menggunakan kawat nikrom bersifat kualitatif karena tidak bisa membaca hasil unsur di dalam sampel secara proporsional.
40. Magnetik Stirer (Magnetic Stirer)
Magnetic stirer merupakan alat pengaduk otomatis yang memanfaatkan gaya magnet dalam perputarannya. Alat ini sangat memudahkan kita dalam pengadukan karena dapat menghomogenisasi zat/sampel dengan cepat.
Pengunaan stirrer biasanya di sandingkan dengan hot plate, dimana hotplate sebagai perangkat yang memutarkan stirer secara stasioner dan sekaligus alat pemanasnya.
41. Hot Plate (Hot Plate)
Hotplate adalah alat pemanas sampel atau larutan yang ada di laboratorium. Hotplate sendiri biasanya terdiri dari stirer yang dapat digunakan sebagai alat pengadukan secara konstan.
Penggunaan alat ini cukuplah mudah, kita hanya tinggal mencolokan kabel ke arus listrik dan mengatur suhu yang di inginkan. Terlebih lagi alat ini juga dilengkapi dengan stirrer yang memudahkan pengadukan sampel agar menjadi homogen.
42. Neraca Analitik (Analytical Balance)
Neraca analitik adalah alat laboratorium yang digunakan untuk penimbangan suatu sampel dengan tingkat keakuratan yang sangat tinggi. Alat ini mampu mengkur dengan akurasi 0,1 mg bahkan ada yang lebih kecil lagi.
Ada beberapa jenis neraca analitik di dalam laboratorium, diantaranya ialah neraca analitik digital dan neraca analitik analog.
43. Sentrifuse (Centrifuge)
Sentrifuse merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk memisahkan organel larutan/senyawa melalui proses pengendapan. Pemisahan komponen larutan ini terjadi berdasarkan massa jenisnya.
Proses pengendapan larutan dengan cara memasukan larutan kedalam tabung yang kemudian akan diputar menggunakan sentrifuse. Alat ini akan berputar dengan cepat sehingga larutan di dalam tabung akan terpisah menjadi dua fasa.
44. Mikroskop (Microscope)
Mikroskop adalah alat laboratorium yang digunakan untuk melihat objek yang sangat kecil. Objek kecil ini seperti kuman, bakteri, sel dan objek yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Terdapat beberapa jenis mikroskop yang ada di laboratorium. Namun prinsip kerjanya tetap sama, yaitu menggunakan lensa optik sebagai pembesar objeknya.
45. Kaca Pembesar (Lup)
Lup atau kaca pembesar adalah alat laboratorium yang dapat memudahkan kita melihat objek menjadi terlihat lebih besar. Alat lab ini berbentuk bulat cembung dengan pegangan di ujungnya.
Cara menggunakan lup yaitu dengan menempatkan fokus kaca pembesarnya terhadap objek yang akan di perbesar agar terlihat lebih jelas.
46. Mikro Pipet (Micro Pipette)
Mikropipet adalah alat laboratorium yang digunakan untuk memindahkan larutan dengan tingkat akurasi tinggi dengan volume yang sangat kecil. Sesuai dengan namanya yang diambil dari kata mikro yang berarti kecil.
Mikro pipet juga dikenal dengan istilah pipet otomatis karena volume yang diambil dapat diatur secara presisi.
47. Piknometer (Laboratory Pycnometer)
Piknometer adalah alat laboratorium yang digunakan untuk menghitung massa jenis atau densitas dari fluida. Biasanya alat ini digunakan untuk menghitung massa jenis oli dan minyak goreng.
Piknometer sendiri merupakan alat gelas laboratorium yang kecil. Alat ini terdiri dari 3 bagian yaitu gelas atau tabung ukur, lubang dan tutupnya.
48. Lemari Asam (Fume Hood Laboratory)
Keberadaan lemari asam di laboratorium sangatlah penting, sebab lemari asam memiliki peran penting dalam Keselamatan kerja di laboratorium. Lemari asam sendiri merupakan alat laboratorium yang digunakan sebagai tempat pengujian senyawa pekat.
Fungsi dan kegunaan lemari asam adalah untuk meghindarkan kita dari berbagai jenis uap berbahaya yang mungkin saja keluar dari bahan kimia seperti Asam Sulfat dan Amonia.
Uap berbahaya tersebut akan masuk melalui filter yang ada di lemari asam sebelum dibuang ke udara agar udara di lingkungan sekitar tidak tercemar.
49. Indikator Universal (pH Paper Indicator)
Indikator universal merupakan kertas indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman suatu larutan. Cara meggunakan kertas ini sangatlah mudah, kita hanya perlu mencelupkan kertas ini ke dalam larutan.
Setelah kertas tercelup maka akan terjadi perubahan warna. Perubahan warna ini yang akan menentukan berapa nilai keasaman (pH) larutan tersebut dengan acuan warna standar yang sudah tertera pada kemasan.
50. Shaker Laboratorium (Shaker Laboratory)
Shaker adalah alat laboratorium yang digunakan untuk menghomogenkan larutan dengan sistem getar satu arah. Pengadukan yang bersifat statis menggunakan shaker akan menghasilkan larutan yang terukur sesuai prosedur.
Terdapat beberapa jenis shaker yang ada di laboratorium yaitu vortex shaker, platform shaker, orbital shaker dan incubator shaker. Masing-masing shaker memiliki fungsi dan kegunaannya tersendiri.
50+ Alat Laboratorium dan Fungsinya PDF
Berikut ini kami lampirkan file PDF yang bisa kamu unduh secara gratis. Terdapat lebih 50+ alat laboratorium kimia dan fungsinya beserta gambarnya PDF. Untuk mengunduhnya klik link yang kami sediakan di bawah ini:
Demikian artikel mengenai 50 alat laboratorium dan fungsinya. Semoga dengan membaca artikel ini bisa menambah ilmu pengetahuan baru kalian semua, terutama pengetahuan mengenai alat alat laboratorium.
Lia Octavia
Penjelasan nya Sangat singkat tapi padat dan tepat,saya senang karena bisa cepat mengetahui fungsi” dari alat laboratorium. Terimakasih ???
Meidi Y
Sama-sama kak, terima kasih sudah berkunjung.
nel
apakah blog ini ada daftar pustakanya kak?
Meidi Yuwono author
Halo kak, untuk daftar pustakanya tidak ada ya.