Pengertian Statif dan Klem, Fungsi dan Cara Kerjanya
Statif dan klem adalah alat laboratorium yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Banyak metode pengujian laboratorium yang memerlukan bantuan alat ini seperti titrasi, destilasi, ekstraksi dan refuks.
Agar kamu dapat mengetahui mengenai fungsi statif dan klem ini, berikut kami berikan ulasannya.
Daftar Isi
Pengertian Statif dan Klem
Karena alat ini terdiri dari 2 bagian maka kami akan membahasnya secara terpisah. Berikut ini adalah pengertian dari masing-masing alat ini:
Pengertian Statif
Satif adalah penyangga yang terbuat dari besi logam. Bentuk dari statif adalah tegak dengan alas datar di bawahnya. Alas tersebut berfungsi untuk penyangga agar statif dapat berdiri tegak di atas permukaan yang datar.
Pengertian Klem
Klem atau yang sering disebut klem kimia adalah alat penjepit yang dipasangkan pada statif. Sama seperti statif, klem juga terbuat dari bahan logam besi. Ada beberapa jenis klem yang ada di laboratorium dan masing-masing jenis klem memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Fungsi Statif dan Klem
Setelah kita mengenal pengertian dari statif dan klem, selanjutnya kita akan belajar mengenai kegunaan statif dan klem di dalam laboratorium.
Sama seperti halnya peralatan laboratorium lainnya, statif dan klem pasti memiliki fungsi dan kegunaan yang tidak dapat digantikan dengan peralatan yang lain saat melakukan pengujian. Untuk itu perlu sekali kita mengetahui fungsi dari alat laboratorium ini.
Fungsi Statif
Statif berfungsi sebagai penyangga dari klem pada saat pengujian di laboratorium. Statif akan berdiri tegak keatas jika diletakan ditemat yang datar.
Maka dari itu dianjurkan untuk meletakan statif di tempat yang datar seperti meja ataupun lantai jika ingin menggunakannya.
Fungsi Klem
Klem berfungsi sebagai penyangga dari dari berbagai macam alat yang ada di laboratorium. Contohnya seperti buret dan corong pisah yang akan di tahan menggunakan klem.
Klem sendiri terbagi menjadi beberapa jenis yang disesuaikan dengan fungsinya. Berikut ini adalah jenis-jenis klem yang ada di laboratorium:
1. Klem Ring
Sesuai dengan namanya, klem ring memiliki bentuk lingkaran dengan penjepit di ujung pangkalnya. Penjepit ini berfungsi untuk mengencangkan pemasangan pada batang statif.
Klem ring berfungi untuk menyangga corong pisah pada saat proses ekstraksi. Ekstraksi adalah proses pemisahan yang di dasarkan pada perbedaab tingkat kepolaran dan massa jenis dari campuran larutan.
Corong pisah akan diletakan dalam ring untuk membiarkan campuran larutan terpisah secara sempurna. Agar memudahkan proses ekstraksi maka posisikan corong pisah secara tegak pada ring yang terpasang pada statif.
2. Klem Jepit
Jenis klem selanjutnya adalah klem jepit. Klem jepit adalah jenis klem yang paling umum ditemukan di laboratorium. Sesuai namanya, klem jepit berfungsi untuk menjepit alat laboratorium.
Biasanya klem jepit digunakan pada saat destilasi dengan cara menyangga alat destilasi seperti labu bulat kondensor. Selain itu klem jepit juga dapat digunakan pada saat melakukan refluks di laboratorium.
3. Klem Holder
Klem yang terakhir adalah klem holder. Jenis klem ini adalah klem yang paling sering kita temui di laboratorium manapun. Hal ini karena klem holder adalah jenis klem yang fungsinya universal.
Klem holder berfungsi untuk menjepit alat laboratorium khususnya buret pada saat proses titrasi. Buret akan ditahan oleh karet penjepit dari klem holder secara tegak. Terdapat 2 jenis klem holder yang ada di laboratorium, yaitu klem holder satu sisi dan klem holder 2 sisi.
Cara Menggunakan Statif dan Klem
Karena terdapat beberapa jenis klem yang ada di laboratorium, maka kami akan memilih salah satu klem untuk mencontohkan cara pemasangannya. Kami akan memilih klem holder dalam tuturial kali ini.
Berikut adalah cara mennggunakan statif dan klem di laboratorium:
- Pertama siapkan peralatannya, seperti statif, klem holder dan buret.
- Letakan statif pada tempat yang datar dan rata seperti meja laboratorium.
- pasang klem holder pada batang statif secara horisontal dan kencang.
- Jepitkan buret pada karet klem, pastikan posisi buret dalam keadaan tegak dan lurus.
- Semua alat sudah siap digunakan. Selesai
Pada prinsipnya semua pemasangan klem pada statif itu sama saja. Kita hanya perlu memasangkan klem pada statif sesuai dengan prosedur yang akan digunakan
Harga Statif dan Klem
Walaupun penggunaan statif dan klem tidak dapat dipisahkan, namun pembelian alat ini harus secara terpisah. Artinya kalian harus membelinya secara tersendiri.
Umumnya harga dari statif cenderung sama, berbeda dengan harga klem yang berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Berikut adalah kisaran harga statif dan beberapa jenis klem yang kami temukan di marketplace:
- Harga statif : Rp. 75.000-an
- Harga klem ring : Rp. 150.000-an
- Harga klem jepit : Rp. 70.000-an
- Harga klem holder : Rp. 70.000-an
Daftar diatas adalah kisaran harga yang kami temukan di marketplace. Kalian dapat menggunakan kisaran harga di atas sebagai referensi pada saat ingin membelinya.
Kesimpulan
Setelah membaca tulisan di atas maka bisa kita simpulkan:
- Statif dan klem adalah alat laboratorium yang digunakan untuk menyangga peralatan laboratorium lainnya. Seperti buret, corong pisah dan peralatan destilasi.
- Ada 3 jenis klem yang bisa kita temukan di laboratorium, yaitu klem ring, klem jepit dan klem holder. Masing-masing jenis klem memiliki fungsinya tersendiri.
Demikian ulasan mengenai statif dan klem. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kalian.
Zulfa
Terimakasih, sangat membantu
Meidi Yuwono author
Sama-sama, terima kasih sudah berkunjung kak.