Fungsi Polimer dalam Pengolahan Air, Apa Saja?
Fungsi polimer dalam pengolahan air sangat penting untuk menghasilkan air yang bersih. Polimer memiliki sifat-sifat khusus yang memungkinkannya untuk membantu dalam proses pengolahan air.
Selain itu, polimer juga memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan dengan partikel-partikel yang terdapat dalam air, baik itu partikel-padat maupun zat-zat organik. Lalu apa saja fungsi polimer dalam pengolahan air itu? Mari lihat pembahasannya pada artikel ini!
Daftar Isi
7 Fungsi Polimer dalam Pengolahan Air
Polimer memiliki beberapa fungsi yang penting dalam pengolahan air, terutama dalam proses pemurnian air. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Pengendapan dan Pemisahan Partikel
Polimer dapat digunakan sebagai agen penggumpal (coagulant) untuk membantu dalam pengendapan partikel-partikel kecil dalam air. Proses ini bertujuan untuk menggabungkan partikel-partikel kecil menjadi flok-flok yang lebih besar dan lebih berat sehingga memudahkan proses pemisahan padatan dari air.
Ketika polimer ditambahkan ke dalam air yang mengandung partikel-partikel kecil, polimer tersebut bereaksi dengan partikel-partikel tersebut membentuk flok-flok. Flok-flok ini biasanya memiliki muatan listrik yang berlawanan, sehingga mereka saling menarik dan bergabung bersama membentuk agregat yang lebih besar.
Akibatnya, partikel-partikel kecil yang tersebar di dalam air menjadi lebih berat dan mengendap ke dasar wadah pengendapan. Proses ini memudahkan pemisahan padatan dari air, karena padatan yang telah mengendap dapat dengan mudah dipisahkan dari air yang bersih di atasnya.
2. Flokulasi
Polimer dapat digunakan sebagai agen flokulasi dalam pengolahan air. Flokulasi adalah proses di mana partikel-partikel yang terdispersi dalam air diubah menjadi flok-flok yang lebih besar dan lebih berat, yang kemudian akan mengendap lebih cepat dan lebih efisien.
Ketika polimer ditambahkan ke dalam air yang mengandung partikel-partikel yang diendapkan, polimer tersebut membantu dalam membentuk flok-flok yang lebih besar dari partikel-partikel tersebut. Polimer berfungsi dengan cara menempel pada permukaan partikel, membentuk ikatan antar partikel, dan kemudian membentuk flok-flok yang lebih besar.
Dengan adanya flokulasi yang efektif, partikel-partikel yang diendapkan menjadi lebih mudah untuk dipisahkan dari air. Flok-flok yang lebih besar dan lebih berat akan mengendap lebih cepat ke dasar wadah pengendapan, meningkatkan efisiensi proses pengendapan secara keseluruhan.
3. Penyaringan
Polimer sering ditambahkan ke dalam media penyaringan untuk meningkatkan kinerja penyaringan. Biasanya polimer ini akan ditambahkan memperbaiki retensi partikel halus yang sulit disaring.
Ketika polimer ditambahkan ke dalam media penyaringan, maka akan terbentuk lapisan tipis di sekitar partikel-partikel penyaring. Sehingga partikel-partikel halus yang mungkin lolos akan terperangkap oleh polimer.
Selain itu, polimer juga dapat membantu meningkatkan kohesi antara partikel-partikel penyaring, sehingga membentuk struktur penyaringan yang lebih kokoh dan efektif. Hal ini membuat media penyaringan lebih efisien dalam menangkap partikel-partikel yang lebih kecil dan sulit disaring.
4. Penyisihan Zat Organik
Polimer dapat digunakan untuk membantu mengikat zat organik dalam air, sehingga memudahkan proses pemisahan dan penghilangannya. Ketika polimer ditambahkan ke dalam air yang mengandung zat organik, polimer tersebut berinteraksi dengan zat-zat organik tersebut melalui ikatan kimia atau gaya van der Waals.
Interaksi ini menyebabkan zat organik tersebut teraglomerasi atau terkumpul bersama-sama dengan polimer, membentuk flok-flok atau gumpalan-gumpalan yang lebih besar dan lebih berat. Flok-flok atau gumpalan-gumpalan ini kemudian dapat dengan mudah dipisahkan dari air menggunakan proses pengendapan, penyaringan, atau teknik pemisahan lainnya.
5. Meningkatkan Efisiensi Proses
Penggunaan polimer membantu dalam meningkatkan efisiensi proses pengolahan air dengan beberapa cara. Pertama, polimer membantu dalam pembentukan flok-flok yang lebih besar dan lebih berat dari partikel-partikel yang diendapkan, mempercepat proses pengendapan. Hal ini mengurangi waktu yang diperlukan untuk menghasilkan air yang bersih.
Kedua, polimer juga membantu dalam meningkatkan kinerja media penyaringan dengan meningkatkan retensi partikel-partikel halus yang sulit disaring. Dengan demikian, polimer dapat membantu memperbaiki efisiensi proses penyaringan dan meningkatkan kemampuan media penyaringan untuk membersihkan air.
Selain itu, dengan mengikat zat organik dalam air, polimer membantu mengurangi pencemaran organik yang dapat mengganggu kualitas air.
6. Perlindungan Membran
Polimer dapat digunakan sebagai pre-treatment untuk melindungi membran dari kerusakan yang disebabkan oleh partikel-partikel keras atau zat-zat organik yang terdapat dalam air yang akan diolah.
Selain itu, polimer juga dapat membantu meningkatkan efisiensi proses filtrasi dengan meningkatkan retensi partikel-partikel kecil yang sulit disaring. Polimer membantu memperbaiki kemampuan membran dalam menyaring partikel-partikel kecil, sehingga meningkatkan kualitas air yang dihasilkan.
7. Peningkatan Kualitas Air
Penggunaan polimer dalam pengolahan air dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan kualitas air yang dihasilkan dengan membantu mengurangi kandungan partikel dan zat organik dalam air.
Polimer dapat membantu pembentukan flok-flok atau gumpalan-gumpalan yang lebih besar dari partikel-partikel kecil dan zat organik yang terdispersi dalam air. Sehingga polimer membantu memfasilitasi proses pengendapan dan pemisahan partikel serta zat organik tersebut.
Kesimpulan
Fungsi polimer dalam pengolahan air antara lain:
- Pengendapan dan pemisahan partikel
- Flokulasi
- Penyaringan
- Penyisihan Zat organik
- Meningkatkan efisiensi proses
- Perlindungan membran
- Peningkatan kualitas air
Penggunaan polimer dalam pengolahan air memiliki dampak positif yang signifikan pada kualitas air yang dihasilkan dengan membantu mengurangi kandungan partikel dan zat organik dalam air.
Tinggalkan Komentar