10 Contoh Bahan Kimia Laboratorium yang Bersifat Korosif
Laboratorium memiliki beberapa bahan kimia yang bersifat korosif dan berbahaya. Sehingga sangat penting bagi praktikan untuk melakukan upaya penanganan yang tepat terhadap bahan kimia yang bersifat korosif ini.
Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah dengan menerapkan sistem manajemen K3 yang baik, sesuai dengan prosedur yang berlaku. Misalnya dengan menggunakan alat keselamatan kerja yang lengkap serta membaca panduan operasional setiap bahan yang kita gunakan, khususnya pada bahan kimia dengan sifat korosif. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui bahan-bahan kimia mana yang memiliki sifat korosif saat sedang melakukan pengujian di laboratorium.
Apa itu Korosif?
Korosif adalah sifat suatu bahan yang dapat merusak atau mengikis material yang terkena bahan tersebut. Biasanya terjadi karena adanya reaksi kimia antara bahan yang bersifat korosif dengan material yang terkena bahan tersebut, sehingga mengakibatkan kerusakan pada material tersebut. Korosif dapat terjadi pada berbagai jenis material, seperti logam, batu, dan lainnya.
Penggunaan bahan yang bersifat korosif harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan petunjuk dan panduan yang sudah ditetapkan. Penggunaan bahan kimia yang bersifat korosif juga harus dilakukan dengan menggunakan perlengkapan pelindung diri yang sesuai, seperti sarung tangan, kacamata pelindung, dan masker.
10 Contoh Bahan Kimia Laboratorium yang Bersifat Korosif
Berikut ini beberapa contoh bahan kimia laboratorium yang bersifat korosif, yaitu sebagai berikut:
- Asam klorida (HCl)
- Asam nitrat (HNO3)
- Asam sulfat (H2SO4)
- Asam karbonat (H2CO3)
- Asam borat (H3BO3)
- Asam fosfat (H3PO4)
- Asam asetat (CH3COOH)
- Asam silikat (H4SiO4)
- Asam perak (AgNO3)
- Asam format (HCOOH)
Sebagai catatan, bahan kimia yang bersifat korosif harus kita perlakukan dengan hati-hati dan penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk dan panduan penggunaannya. Penggunaan bahan kimia yang bersifat korosif juga harus kita lakukan dengan menggunakan perlengkapan pelindung diri yang sesuai, seperti sarung tangan, kacamata pelindung, dan masker. Sehingga resiko kecelakan kerja di laboratorium bisa kita terminimalisir dengan baik.
Tinggalkan Komentar