Ilmu Pengetahuan
Home » Blog » 5 Jenis Zat Aditif yang Biasa Ditambahkan pada Makanan

5 Jenis Zat Aditif yang Biasa Ditambahkan pada Makanan

Zat aditif adalah bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan atau minuman untuk mencapai efek tertentu. Penggunaannya meliputi berbagai tujuan, mulai dari memperbaiki penampilan, tekstur, dan rasa, hingga memperpanjang masa simpan produk.

Zat aditif makanan dapat berasal dari sumber alami atau sintetis. Zat aditif alami berasal dari sumber-sumber yang terdapat di alam seperti tanaman, hewan, dan mineral, sedangkan zat aditif sintetis dibuat melalui proses kimia buatan.

Mengapa Zat Aditif Perlu Ditambahkan pada Makanan?

Zat aditif perlu ditambahkan pada makanan untuk memperpanjang masa simpan, memperbaiki penampilan, tekstur, dan rasa, serta meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi produk makanan. Berikut penjelasannya:

  • Memperpanjang Masa Simpan: Pengawet membantu mencegah kerusakan makanan akibat mikroorganisme, oksidasi, atau proses alami lainnya, sehingga makanan dapat disimpan lebih lama tanpa membusuk atau kehilangan kualitas.
  • Menjaga atau Meningkatkan Nilai Gizi: Beberapa zat aditif, seperti vitamin dan mineral, ditambahkan untuk memperkaya nilai gizi makanan, terutama pada produk olahan yang mungkin kehilangan nutrisi selama proses pembuatannya.
  • Memperbaiki Penampilan dan Rasa: Pewarna dan perasa ditambahkan untuk membuat makanan lebih menarik dan lezat. Hal ini penting untuk memenuhi ekspektasi konsumen mengenai bagaimana rasa dan tampilan produk.
  • Meningkatkan atau Memodifikasi Tekstur: Emulsifier, stabilizer, dan pengental digunakan untuk memberikan atau mempertahankan konsistensi yang diinginkan, seperti kekentalan saus atau kelembutan roti.

Fungsi Utama Zat Aditif dalam Makanan

Fungsi utama zat aditif dalam makanan meliputi pengawetan, peningkatan sensoris, peningkatan tekstur, pengayaan nutrisi dan kontrol pH. Berikut penjelesannya:

  • Pengawetan: Mencegah pertumbuhan bakteri, jamur, dan mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan makanan menjadi tidak layak konsumsi.
  • Peningkatan Sensoris: Memperkaya atau memodifikasi rasa, aroma, dan warna makanan.
  • Peningkatan Tekstur: Menjaga atau memperbaiki tekstur makanan, termasuk kelembutan, kekentalan, dan kerenyahan.
  • Pengayaan Nutrisi: Menambahkan vitamin, mineral, dan komponen gizi lain untuk mengkompensasi kehilangan nutrisi selama pengolahan atau untuk memperkaya produk.
  • Kontrol pH dan Leavening: Mengatur keasaman atau alkalinitas makanan, yang dapat mempengaruhi rasa, tekstur, dan warna. Bahan pengembang membantu menghasilkan tekstur yang diinginkan pada produk panggang.

5 Jenis Zat Aditif yang Biasa Ditambahkan pada Makanan

Berikut adalah 5 jenis zat aditif yang umumnya ditambahkan pada makanan:

  1. Pengawet: Bahan ini ditambahkan untuk memperpanjang masa simpan makanan dengan mencegah pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Contoh zat pengawet meliputi benzoat (seperti sodium benzoate) dan sorbat (seperti potassium sorbate).
  2. Pemanis Buatan: Pemanis ini digunakan sebagai alternatif gula karena memiliki kalori yang lebih rendah atau nol kalori. Contohnya termasuk aspartame, sucralose, dan stevia.
  3. Pewarna Makanan: Bahan ini ditambahkan untuk membuat makanan terlihat lebih menarik dan memperbaiki warna makanan yang bisa berubah selama proses produksi atau penyimpanan. Contoh pewarna makanan adalah tartrazine (E102) dan allura red (E129).
  4. Perasa dan Penyedap Rasa: Zat aditif ini digunakan untuk menambah atau memperkuat rasa dan aroma makanan. Monosodium glutamat (MSG) adalah contoh penyedap rasa, sedangkan vanilin digunakan sebagai perasa buatan.
  5. Antioksidan: Zat ini ditambahkan untuk mencegah oksidasi, yang bisa menyebabkan kerusakan pada lemak dan minyak dalam makanan, mengakibatkan rasa yang tidak sedap dan penurunan nilai gizi. Contoh antioksidan termasuk vitamin C (ascorbic acid) dan E (tocopherols).

Penggunaan zat aditif dalam makanan diatur ketat oleh badan pengawas makanan di banyak negara, seperti FDA (Food and Drug Administration) di Amerika Serikat dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) di Indonesia, untuk memastikan bahwa zat aditif yang digunakan aman untuk konsumsi.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.